Kebijakan Tarif Impor Trump untuk Mobil hingga Semikonduktor
Minggu 13 Apr 2025

Notification

×
Minggu, 13 Apr 2025

Kebijakan Tarif Impor Trump untuk Mobil hingga Semikonduktor

06/04/2025 | April 06, 2025 WIB Last Updated 2025-04-06T14:41:53Z

https://www.itnews.id/2025/04/kebijakan-tarif-impor-trump-untuk-mobil-hingga-semikonduktor.html

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah mengumumkan kebijakan tarif impor baru yang signifikan, menargetkan sektor otomotif, semikonduktor, dan farmasi. 


Menurut rencana, tarif sebesar 25% akan dikenakan pada mobil dan truk ringan yang diimpor, serta produk semikonduktor dan farmasi.  Kebijakan ini dijadwalkan mulai berlaku pada 2 April 2025 (Sumber:  Ekonomi.bisnis.com - "Trump Siap Kenakan Tarif Baru 25% untuk Mobil hingga Semikonduktor, Berlaku 2 April 2025"). ​


Tujuan utama dari kebijakan ini adalah mendorong produsen asing untuk memindahkan operasi mereka ke Amerika Serikat, sehingga mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan produksi dalam negeri.  Trump menyatakan bahwa perusahaan yang mendirikan pabrik di AS akan terbebas dari tarif tersebut. ​


Namun, kebijakan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan mitra dagang AS. Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, menyatakan bahwa pemerintahannya sedang mempertimbangkan berbagai opsi balasan terhadap tarif tersebut (Sumber:  Internasional.kompas.com - "AS Kenakan Tarif Impor 25 Persen untuk Mobil, Mitra Dagang Meradang")


Selain itu, Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, mengecam kebijakan ini sebagai "serangan langsung terhadap para pekerja Kanada" dan menegaskan bahwa Kanada akan mencari strategi balasan yang sesuai. ​


Para ekonom dan pemimpin industri juga memperingatkan bahwa tarif ini dapat berdampak negatif pada ekonomi AS. Jim Farley, CEO Ford Motor Co., menyatakan bahwa tarif baru ini berpotensi merusak industri otomotif AS dan dapat memicu balasan dari negara-negara mitra dagang utama. ​


Kebijakan tarif ini menambah ketegangan dalam hubungan perdagangan global dan dapat mempengaruhi harga serta ketersediaan barang-barang elektronik dan otomotif di AS.  


Perkembangan selanjutnya akan sangat bergantung pada respons dari perusahaan dan pemerintah terkait kebijakan tersebut.