DeepSeek, sebuah aplikasi kecerdasan buatan (AI) asal Tiongkok, telah menghadapi pemblokiran di berbagai negara dan institusi karena kekhawatiran terkait privasi data dan keamanan nasional.
Baru-baru ini, DeepSeek mengalami insiden kebocoran data yang signifikan. Perusahaan keamanan siber Wiz menemukan bahwa lebih dari satu juta baris data sensitif dari DeepSeek secara tidak sengaja terekspos ke internet.
Data yang bocor mencakup kunci perangkat lunak digital dan log obrolan yang merekam perintah dari pengguna kepada asisten AI milik DeepSeek.
Otoritas Perlindungan Data Italia, Garante, memblokir akses ke DeepSeek setelah perusahaan tersebut gagal memberikan informasi yang memadai mengenai pengumpulan dan penyimpanan data pribadi pengguna. Garante juga meluncurkan investigasi terhadap perusahaan di balik DeepSeek.
Di Amerika Serikat, Angkatan Laut melarang personelnya menggunakan aplikasi DeepSeek karena potensi masalah keamanan dan etika terkait asal dan penggunaan model AI tersebut.
Selain itu, ratusan perusahaan, terutama yang terkait dengan pemerintah, berupaya memblokir akses ke DeepSeek karena khawatir data mereka dapat bocor ke pemerintah Tiongkok, yang dianggap memiliki perlindungan privasi yang lemah.
Kekhawatiran ini mencerminkan meningkatnya perhatian global terhadap keamanan data dan potensi risiko yang ditimbulkan oleh aplikasi AI asing, terutama yang berasal dari Tiongkok.