Dalam era digital yang semakin kompleks, ancaman dari dalam organisasi atau yang dikenal sebagai insider threats menjadi salah satu tantangan terbesar bagi keamanan data perusahaan.
Insider Threat Management (ITM) adalah proses dan strategi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mencegah, dan mengelola ancaman yang berasal dari individu atau entitas yang memiliki akses ke aset internal suatu organisasi.
Ancaman ini bisa datang dari karyawan, kontraktor, mitra bisnis, atau siapa pun yang memiliki akses istimewa ke sistem, data, atau informasi organisasi. Sehingga ITM adalah pendekatan yang sangat penting untuk mengidentifikasi, mencegah, dan merespons ancaman ini secara efektif.
ITM berfokus pada ancaman yang melibatkan insider (orang dalam), yang memiliki kelebihan dibanding ancaman eksternal karena mereka biasanya sudah memahami cara kerja organisasi dan memiliki hak akses yang memungkinkan mereka untuk menimbulkan kerugian yang lebih besar.
- Perlindungan Data Sensitif: ITM membantu melindungi data sensitif dari akses yang tidak sah oleh karyawan, kontraktor, atau pihak internal lainnya yang mungkin memiliki niat jahat atau ceroboh.
- Deteksi Perilaku Berisiko: Dengan ITM, perusahaan dapat memantau dan mendeteksi perilaku yang mencurigakan atau berisiko sebelum ancaman tersebut berkembang menjadi insiden keamanan yang serius.
- Pencegahan Kehilangan Data: ITM memungkinkan perusahaan untuk mencegah kehilangan data melalui berbagai saluran seperti USB, unggahan web, sinkronisasi cloud, dan lainnya.
- Kepatuhan dan Privasi: ITM juga membantu perusahaan memenuhi aturan kepatuhan dan menjaga privasi pengguna dengan mengintegrasikan kontrol privasi yang dirancang untuk menghindari bias dan memastikan transparansi.
Jenis-jenis Insider Threat
- Malicious Insider: Orang dalam yang sengaja berniat merugikan organisasi, misalnya mencuri data sensitif, sabotase, atau spionase.
- Negligent Insider: Orang dalam yang secara tidak sengaja menyebabkan ancaman karena kelalaian, seperti mengklik tautan phishing atau salah konfigurasi sistem.
- Compromised Insider: Orang dalam yang aksesnya dikompromikan oleh pihak eksternal, seperti melalui serangan phishing atau penggunaan kredensial yang dicuri.
- Deteksi: Memantau aktivitas pengguna untuk mengidentifikasi perilaku mencurigakan atau anomali dalam sistem organisasi.
- Pencegahan: Implementasi kebijakan keamanan, pelatihan, dan teknologi untuk mencegah ancaman insider sebelum mereka dapat menyebabkan kerusakan.
- Investigasi: Ketika ada insiden atau ancaman yang terdeteksi, dilakukan analisis untuk memahami apa yang terjadi, bagaimana hal itu terjadi, dan bagaimana mencegah insiden serupa di masa depan.
- Respon: Tindakan yang diambil untuk memitigasi dampak dari ancaman insider, seperti menghentikan akses pengguna yang terlibat atau memperkuat kebijakan keamanan.
- Kesadaran Karyawan: Memberikan pelatihan dan pendidikan kepada karyawan agar mereka memahami risiko insider threat dan dapat mengenali tanda-tanda ancaman.
- User and Entity Behavior Analytics (UEBA): Menggunakan analisis data untuk mendeteksi perilaku anomali yang mungkin menandakan insider threat.
- Data Loss Prevention (DLP): Melindungi data sensitif dengan mencegah kebocoran atau penghapusan data secara tidak sah.
- Identity and Access Management (IAM): Mengelola akses pengguna untuk memastikan hanya pengguna yang berwenang yang dapat mengakses informasi tertentu.
- Security Information and Event Management (SIEM): Mengumpulkan dan menganalisis log aktivitas dari berbagai sumber untuk mendeteksi ancaman insider.